apa yang dimaksud dengan politik devide et impera

2 min read 01-08-2025
apa yang dimaksud dengan politik devide et impera

Politik devide et impera, yang dalam bahasa Latin berarti "bagi dan taklukkan," merupakan strategi politik yang bertujuan untuk memperlemah lawan dengan cara menciptakan perpecahan di antara mereka. Strategi ini sangat efektif karena mengalihkan fokus lawan dari ancaman utama ke pertikaian internal, sehingga memudahkan pihak yang menerapkan strategi ini untuk mencapai tujuannya. Bukan hanya sekadar menciptakan perselisihan, devide et impera memerlukan perencanaan yang cermat dan pemahaman yang mendalam tentang dinamika kelompok yang menjadi target.

Bagaimana Politik Devide et Impera Bekerja?

Strategi devide et impera bekerja dengan beberapa cara, di antaranya:

1. Mengidentifikasi dan Mengeksploitasi Perbedaan:

Langkah pertama adalah mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang ada di antara kelompok target, baik itu perbedaan etnis, agama, ideologi, kelas sosial, atau kepentingan ekonomi. Perbedaan-perbedaan ini kemudian dieksploitasi untuk memperbesar jurang pemisah dan menghambat kerjasama antar kelompok.

2. Menciptakan Perpecahan:

Setelah perbedaan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menciptakan perpecahan. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Propaganda: Menyebarkan informasi yang menyesatkan atau memanipulatif untuk menciptakan kebencian dan ketidakpercayaan antar kelompok.
  • Instigasi: Mendorong konflik dan pertikaian dengan cara memprovokasi salah satu kelompok untuk menyerang kelompok lain.
  • Dukungan Selektif: Memberikan dukungan kepada satu kelompok tertentu sementara kelompok lain diabaikan atau bahkan dihambat.
  • Menciptakan kambing hitam: Memilih satu kelompok sebagai kambing hitam atas permasalahan yang ada, sehingga kelompok lain menyalahkannya dan mengabaikan akar permasalahan sesungguhnya.

3. Mengawasi dan Mengontrol:

Setelah perpecahan terjadi, pihak yang menerapkan strategi devide et impera akan mengawasi dan mengontrol situasi, memastikan agar pertikaian terus berlanjut dan tidak mereda. Tujuannya adalah untuk mencegah kelompok-kelompok tersebut bersatu dan melawan.

Contoh Politik Devide et Impera dalam Sejarah:

Strategi devide et impera telah digunakan berulang kali sepanjang sejarah oleh berbagai penguasa dan kekuatan politik. Beberapa contohnya antara lain:

  • Kekaisaran Romawi: Romawi terkenal dengan kemampuannya dalam memanfaatkan perbedaan suku dan kerajaan yang mereka taklukkan untuk melemahkan perlawanan. Mereka memberikan preferensi dan dukungan kepada sebagian suku tertentu sementara yang lainnya ditekan.
  • Penjajahan Eropa: Penjajah Eropa seringkali menggunakan strategi ini untuk memecah belah masyarakat pribumi, dengan memainkan perbedaan suku, agama, dan kasta untuk memudahkan penaklukan dan eksploitasi.
  • Politik Kontemporer: Strategi ini juga masih relevan hingga saat ini, dan dapat ditemukan dalam berbagai konteks politik modern, seperti dalam kampanye politik, konflik sosial, dan hubungan internasional.

Dampak Negatif Politik Devide et Impera:

Penerapan politik devide et impera memiliki dampak negatif yang signifikan, antara lain:

  • Ketidakstabilan Politik: Perpecahan dan konflik internal dapat menyebabkan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan.
  • Kerugian Ekonomi: Konflik dan pertikaian dapat merusak perekonomian dan menghambat pembangunan.
  • Pelanggaran HAM: Strategi ini seringkali disertai dengan pelanggaran hak asasi manusia, seperti penindasan, diskriminasi, dan kekerasan.
  • Keterbelakangan: Konflik internal yang berkepanjangan dapat menghambat kemajuan dan pembangunan suatu bangsa.

Kesimpulan:

Politik devide et impera merupakan strategi yang berbahaya dan merusak. Meskipun efektif dalam jangka pendek untuk mencapai tujuan tertentu, dampak negatifnya dalam jangka panjang sangat besar dan dapat berakibat fatal bagi stabilitas dan kemajuan suatu masyarakat. Memahami strategi ini penting untuk dapat mengidentifikasi dan melawannya. Penting untuk selalu mengutamakan persatuan dan kerjasama, serta menolak segala bentuk manipulasi dan provokasi yang bertujuan untuk memecah belah.