khotbah tentang perumpamaan seorang penabur markus 4 1 20

2 min read 24-08-2024
khotbah tentang perumpamaan seorang penabur markus 4 1 20

Khotbah: Menabur Benih, Menunggu Panen

Pendahuluan:

Perumpamaan merupakan cara Yesus mengajarkan kebenaran ilahi kepada manusia. Salah satu perumpamaan yang terkenal dan penuh makna adalah perumpamaan penabur dalam Markus 4:1-20. Perumpamaan ini bukan hanya sekedar cerita, tetapi mengandung pesan mendalam tentang bagaimana kita menerima firman Tuhan dan menghasilkan buah dalam hidup kita.

Isi Khotbah:

1. Penabur dan Benihnya: Firman Tuhan sebagai Benih Kehidupan

Penabur dalam perumpamaan ini melambangkan Tuhan sendiri. Benih yang ditaburkannya melambangkan firman Tuhan, yaitu kebenaran dan janji-janji-Nya yang membawa hidup. Firman Tuhan seperti benih yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang, menghasilkan buah yang berlimpah.

2. Empat Jenis Tanah: Keempat Jenis Respon Terhadap Firman Tuhan

Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan empat jenis tanah yang mewakili empat jenis respon berbeda terhadap firman Tuhan:

  • Tanah di Pinggir Jalan: Orang-orang yang mendengar firman Tuhan, tetapi tidak mengerti maknanya. Firman hanya masuk satu telinga dan keluar dari telinga satunya lagi. Mereka mudah terpengaruh oleh godaan duniawi dan godaan Iblis, sehingga firman tidak berakar dalam hati mereka.
  • Tanah Berbatu: Orang-orang ini menerima firman dengan gembira, namun iman mereka dangkal dan tidak berakar kuat. Saat menghadapi kesulitan atau penolakan, mereka mudah goyah dan meninggalkan iman mereka.
  • Tanah Berduri: Orang-orang ini mendengar firman Tuhan, tetapi mereka terbebani oleh kekhawatiran duniawi, ketamakan, dan keinginan yang tidak terkendali. Firman Tuhan tercekik oleh kekhawatiran duniawi dan tidak dapat menghasilkan buah.
  • Tanah yang Baik: Orang-orang ini menerima firman Tuhan dengan hati yang terbuka, berakar dalam, dan menghasilkan buah yang berlimpah. Mereka mengerti dan mengamalkan firman Tuhan dalam kehidupan mereka, dan buah-buah Roh Kudus terlihat jelas dalam hidup mereka.

3. Memilih Tanah yang Baik: Memilih Hidup yang Berbuah

Pertanyaan penting bagi kita adalah: "Di tanah seperti apakah kita ingin firman Tuhan ditaburkan?"

Kita perlu merenung dan memeriksa diri kita sendiri, apakah kita termasuk dalam kategori tanah di pinggir jalan, tanah berbatu, tanah berduri, atau tanah yang baik?

Refleksi dan Penerapan:

  • Menerima Firman Tuhan dengan Hati Terbuka: Sisihkan waktu untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan. Mintalah pengertian dari Roh Kudus untuk memahami maknanya.
  • Berakar Dalam Iman: Bangun fondasi iman yang kuat melalui doa, persekutuan, dan pembelajaran firman Tuhan secara teratur.
  • Memperhatikan Kehidupan Kita: Perhatikan apa yang menghambat pertumbuhan firman Tuhan dalam hidup kita, seperti kekhawatiran duniawi, ketamakan, atau keinginan yang tidak terkendali.
  • Menjadi Tanah yang Baik: Berusahalah untuk hidup dalam kebenaran dan kasih Tuhan, menghasilkan buah Roh Kudus seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Penutup:

Perumpamaan penabur adalah panggilan bagi kita untuk merenungkan bagaimana kita merespon firman Tuhan. Marilah kita memilih untuk menjadi tanah yang baik, sehingga firman Tuhan dapat berakar dalam hidup kita dan menghasilkan buah yang berlimpah bagi kemuliaan Tuhan.

Saran:

  • Gunakan ilustrasi dan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan keempat jenis tanah dalam perumpamaan.
  • Berikan ajakan kepada jemaat untuk melakukan refleksi diri dan merenungkan jenis tanah seperti apa mereka.
  • Berikan contoh-contoh orang yang hidup sebagai "tanah yang baik" dan menghasilkan buah-buah Roh Kudus.
  • Berikan tips praktis untuk menjadi "tanah yang baik" dalam kehidupan sehari-hari.
  • Dorong jemaat untuk berdoa dan meminta Tuhan untuk membantu mereka menjadi tanah yang baik.

Kata kunci: perumpamaan penabur, Markus 4:1-20, firman Tuhan, benih, tanah, buah, respon, refleksi, penerapan, iman, Roh Kudus, kehidupan, kasih, damai sejahtera, sukacita, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, refleksi diri.