menurut kita baik belum tentu menurut allah

2 min read 22-08-2024
menurut kita baik belum tentu menurut allah

Mengapa Yang Kita Anggap Baik Belum Tentu Baik di Mata Allah?

Sebuah Refleksi tentang Kebaikan dan Hakikat Kehidupan

Kita seringkali terjebak dalam penilaian sendiri tentang apa yang baik dan buruk. Apa yang kita anggap benar, adil, dan bermanfaat, belum tentu sejalan dengan pandangan Allah. Hal ini membuka pertanyaan besar: mengapa yang kita anggap baik belum tentu baik di mata Allah?

Kesenjangan Pandangan: Perspektif Manusia vs. Perspektif Allah

Perbedaan perspektif menjadi akar utama dari kesenjangan ini. Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami kehendak Allah. Kita cenderung menilai berdasarkan logika, pengalaman, dan keinginan pribadi. Sedangkan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Penyayang. Pandangan-Nya jauh melampaui batas pemahaman kita.

Berikut beberapa poin penting yang perlu kita renungkan:

  • Keutamaan jangka pendek vs. kebaikan jangka panjang: Kita mungkin memilih jalan yang menurut kita mudah dan menguntungkan saat ini, padahal Allah melihat bahwa jalan tersebut berpotensi merugikan kita di masa depan.
  • Tujuan hidup yang sempit vs. tujuan hidup yang universal: Kita mungkin terfokus pada kesenangan duniawi, sementara Allah menginginkan kita untuk mencapai kebahagiaan sejati di akhirat.
  • Kebaikan individu vs. kebaikan universal: Kita mungkin merasa tindakan kita benar karena menguntungkan diri sendiri, tapi Allah melihat dampaknya terhadap orang lain dan alam semesta.

Mengakui Keterbatasan dan Mencari Ridho Allah

Sangat penting untuk menyadari keterbatasan kita dalam memahami kehendak Allah. Kita perlu merendahkan diri, mengakui bahwa penilaian kita bisa saja keliru, dan terus berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan:

  • Meningkatkan ilmu agama: Dengan mempelajari Al-Quran dan Hadits, kita dapat memahami lebih dalam tentang nilai-nilai dan hukum yang ditetapkan Allah.
  • Berkonsultasi dengan orang yang berilmu: Mencari nasihat dari para ulama dan orang-orang yang saleh dapat membantu kita mendapatkan pencerahan dan bimbingan dalam menjalani kehidupan.
  • Berdoa dan memohon petunjuk: Berdoa dengan khusyuk dan memohon petunjuk Allah akan membuka hati dan pikiran kita untuk menerima hidayah-Nya.
  • Merenungkan ayat-ayat suci: Membaca dan merenungkan ayat-ayat suci Allah dapat membantu kita memahami makna hidup dan tujuan keberadaan kita di dunia.

Kesimpulan: Jalan Menuju Kebaikan Sejati

Memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah merupakan kunci untuk mencapai kebaikan sejati. Dengan melepaskan ego dan keterbatasan kita, serta membuka hati dan pikiran untuk menerima petunjuk-Nya, kita akan menemukan jalan menuju kebahagiaan sejati yang diridhoi Allah. Ingatlah bahwa kebaikan sejati adalah yang sesuai dengan kehendak Allah, bukan berdasarkan penilaian kita sendiri.