Pendahuluan
Jaka Tarub adalah salah satu legenda Jawa yang terkenal dan penuh makna. Kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Jaka Tarub yang menemukan tujuh bidadari yang sedang mandi di sebuah telaga. Jaka Tarub kemudian jatuh cinta dengan salah satu bidadari bernama Dewi Nawang Wulan dan menikahinya. Namun, kisah ini tidak berakhir bahagia karena Jaka Tarub melanggar janji dan akhirnya kehilangan Dewi Nawang Wulan.
Naskah Drama Jaka Tarub
Tokoh
- Jaka Tarub: Seorang pemuda yang baik hati dan sederhana
- Dewi Nawang Wulan: Bidadari yang cantik dan anggun
- Petruk: Teman Jaka Tarub yang suka bercanda
- Dewi Ratnasari: Bidadari lain yang setia kepada Dewi Nawang Wulan
- Nenek Moyang: Tokoh yang bijak dan memberikan nasihat
- Penghuni Hutan: Tokoh yang tinggal di hutan dan membantu Jaka Tarub
Latar
Hutan di lereng gunung yang rimbun dan asri, sebuah telaga yang jernih, dan sebuah rumah sederhana di tepi hutan.
Babak 1: Pencarian Air
Adegan 1: Jaka Tarub sedang mencari air di hutan. Dia kelelahan dan haus.
Jaka Tarub: (Mengucap lelah) Aduh, haus sekali. Mana ya ada air?
Petruk: (Muncul dari balik pohon) Jaka, kamu ngapain di sini? Kehilangan arah?
Jaka Tarub: Aku lagi nyari air, Petruk. Udah lama banget aku jalan, tapi belum nemu air bersih.
Petruk: Hmmm, coba kamu ke telaga di ujung hutan sana. Katanya airnya jernih banget.
Jaka Tarub: Benarkah? Ayo kita ke sana!
Adegan 2: Jaka Tarub dan Petruk sampai di telaga. Mereka melihat tujuh bidadari yang sedang mandi.
Jaka Tarub: (Terkejut) Wah, cantik-cantiknya! Petruk, itu siapa?
Petruk: (Berbisik) Itu bidadari, Jaka. Hati-hati! Jangan sampai mereka melihatmu.
Jaka Tarub: (Terpesona) Hmm, bidadari. Aku harus ngapain?
Petruk: Jangan ngapa-ngapain! Kita diam aja di sini.
Jaka Tarub: (Tergoda) Tapi aku haus banget.
Petruk: (Marah) Jaka! Jangan ngasal!
Adegan 3: Jaka Tarub mencuri selendang milik Dewi Nawang Wulan.
Jaka Tarub: (Memikirkan selendang) Selendang ini bagus sekali. Aku mau ambil saja.
Petruk: (Berbisik) Jaka, jangan! Nanti kamu kena masalah.
Jaka Tarub: Tenang saja, Petruk. Aku akan cepat-cepat.
Jaka Tarub: (Mengambil selendang) Ini selendangku!
Petruk: (Murka) Jaka, kamu sudah buat kesalahan besar!
Babak 2: Pertemuan dan Pernikahan
Adegan 1: Jaka Tarub pulang ke rumah dan membawa selendang Dewi Nawang Wulan.
Jaka Tarub: (Menunjukkan selendang) Petruk, lihat ini! Selendang yang bagus, kan? Aku temukan di hutan.
Petruk: (Menghela napas) Sudah kukatakan, Jaka. Jangan ambil milik orang!
Adegan 2: Dewi Nawang Wulan mencari selendangnya dan menemukan rumah Jaka Tarub.
Dewi Nawang Wulan: (Berteriak) Siapa yang mengambil selendangku?
Jaka Tarub: (Keluar dari rumah) Siapa ini? Kamu siapa?
Dewi Nawang Wulan: (Marah) Aku Dewi Nawang Wulan. Kembalikan selendangku!
Jaka Tarub: (Terpesona) Kamu… kamu… bidadari!
Dewi Nawang Wulan: (Terkejut) Kamu… kamu… manusia!
Jaka Tarub: (Meminta maaf) Maafkan aku, Dewi. Aku tergoda melihat selendangmu. Aku akan kembalikan sekarang.
Dewi Nawang Wulan: (Mengajak Jaka Tarub) Aku tidak marah, Jaka. Tapi tolong, kembalikan selendangku.
Adegan 3: Jaka Tarub dan Dewi Nawang Wulan jatuh cinta dan menikah.
Jaka Tarub: (Menyatakan cinta) Dewi Nawang Wulan, aku mencintaimu!
Dewi Nawang Wulan: (Menanggapi Jaka Tarub) Aku juga mencintaimu, Jaka.
Nenek Moyang: (Muncul) Anak muda, pernikahan kalian tidak akan berlangsung lama. Bidadari tidak boleh menikah dengan manusia.
Jaka Tarub: (Memohon) Nenek, mohon kasihani kami. Aku mencintai Dewi Nawang Wulan.
Dewi Nawang Wulan: (Memohon) Nenek, tolong bantu kami.
Nenek Moyang: (Memberi syarat) Baiklah, aku akan membantu kalian. Tapi Jaka, kamu harus berjanji untuk tidak pernah membuka rahasia Dewi Nawang Wulan sebagai bidadari.
Jaka Tarub: (Berjanji) Aku berjanji, Nenek. Aku tidak akan membuka rahasia Dewi.
Babak 3: Kesalahan Jaka Tarub dan Akhir Kisah
Adegan 1: Jaka Tarub melanggar janjinya dan membuka rahasia Dewi Nawang Wulan.
Jaka Tarub: (Bercerita) Petruk, lihat! Istrkku ini ternyata bidadari.
Petruk: (Terkejut) Wah, Jaka! Kamu sudah melanggar janji!
Adegan 2: Dewi Nawang Wulan kembali ke kayangan.
Dewi Nawang Wulan: (Meninggalkan Jaka Tarub) Aku harus pulang, Jaka. Kamu telah melanggar janji.
Jaka Tarub: (Menyesali kesalahannya) Maafkan aku, Dewi. Aku mohon, jangan tinggalkan aku.
Adegan 3: Jaka Tarub menyesali perbuatannya dan hidup sendiri di hutan.
Jaka Tarub: (Meratapi kehilangan) Aku kehilangan Dewi Nawang Wulan. Semua ini salahku. Aku tidak akan pernah bahagia lagi.
Penghuni Hutan: (Menyemangat Jaka Tarub) Jaka, jangan bersedih. Hidup harus terus berjalan.
Makna dan Pesan Moral
Naskah drama Jaka Tarub mengandung pesan moral yang sangat kuat. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya:
- Menghormati janji: Jaka Tarub melanggar janjinya kepada Nenek Moyang dan akhirnya kehilangan Dewi Nawang Wulan.
- Menghormati batas: Pernikahan antara manusia dan bidadari tidak diizinkan karena perbedaan dunia dan aturan yang berbeda.
- Menghargai kesetiaan: Dewi Ratnasari setia kepada sahabatnya, Dewi Nawang Wulan, meskipun dia harus tinggal di bumi tanpa bidadari lainnya.
- Menyesali kesalahan: Jaka Tarub menyesali kesalahannya dan hidup dalam penyesalan sepanjang hidupnya.
Kesimpulan
Naskah drama Jaka Tarub merupakan sebuah karya sastra yang sarat dengan makna dan pesan moral. Kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menjaga janji, menghormati batas, menghargai kesetiaan, dan menyesali kesalahan. Kisah Jaka Tarub juga menunjukkan betapa kuatnya cinta, namun cinta juga harus diiringi dengan kebijaksanaan dan tanggung jawab.