Prolog: Ketika Bencana Menyapa
Suasana: Jalan raya yang ramai, lalu lalang kendaraan.
Karakter:
- Rina (17 tahun): Siswi PMR, bersemangat dan sigap.
- Dimas (17 tahun): Siswa PMR, tenang dan analitis.
- Budi (18 tahun): Siswa SMA, panik dan terluka.
- Ibu Budi (40 tahun): Ibu Budi, kalut dan cemas.
- Pak Hasan (50 tahun): Sopir angkot, gugup dan bingung.
- Warga 1 & 2: Warga sekitar lokasi kejadian.
Adegan:
Sebuah angkot melaju kencang, tiba-tiba menabrak sepeda motor yang dikendarai Budi. Budi terpental dan tergeletak di aspal, bersimbah darah. Ibu Budi berteriak histeris, warga berkerumun, suasana mencekam. Rina dan Dimas, yang kebetulan melintas, segera berlari menghampiri lokasi kejadian.
Rina: (Dengan sigap) "Dimas, cepat! Kita harus bantu korban!"
Dimas: (Sambil mengamati situasi) "Tenang, Rina. Kita cek dulu keadaan korban."
Babak 1: Menyelamatkan Korban
Rina: (Menghentikan pendarahan di kepala Budi) "Dimas, tolong panggil ambulans! Cepat!"
Dimas: (Mencari ponsel) "Nomor ambulansnya apa, Rina?"
Rina: (Sambil memeriksa nadi Budi) "Tenang, Dimas. Kita harus tenang, ini keadaan darurat!"
Ibu Budi: (Menangis) "Tolong anak saya, tolong!"
Warga 1: "Ada yang bisa bantu pak sopir? Kayaknya dia shock!"
Pak Hasan: (Terduduk lemas) "Saya... saya gak sengaja... "
Warga 2: "Pak, kita semua harus tenang. Yang penting sekarang bantu korban!"
Dimas: (Menelpon ambulans) "Halo, saya ingin melaporkan kecelakaan. Ada korban luka berat, mohon segera kirim ambulans ke..."
Babak 2: Menangani Rasa Panik
Rina: (Menyentuh pundak Ibu Budi) "Ibu, jangan khawatir. Kami akan membantu."
Ibu Budi: "Anak saya, bagaimana keadaannya?"
Dimas: (Mengatur nafas) "Ibu, kami sudah menghubungi ambulans, segera datang."
Rina: "Budi, kamu harus kuat. Ambulans sudah dalam perjalanan."
Budi: (Merintih kesakitan) "Sakit... kepala saya pusing..."
Warga 1: "Pak Hasan, coba tenang dulu. Kita semua akan membantu."
Pak Hasan: (Meneteskan air mata) "Saya... saya... "
Dimas: "Pak, jangan terlalu menyalahkan diri. Yang penting sekarang kita fokus menyelamatkan korban."
Babak 3: Mengatasi Kejadian
Suasana: Ambulans tiba, Budi diangkut ke dalam ambulans.
Ibu Budi: "Terima kasih, anak-anak. Kalian hebat."
Rina: "Ibu, ini kewajiban kami sebagai PMR. Semoga Budi cepat sembuh."
Dimas: "Kita harus belajar dari kejadian ini. Keselamatan di jalan raya sangat penting."
Pak Hasan: "Maaf, saya khilaf. Saya akan lebih berhati-hati di jalan."
Warga 2: "Pak, jangan terlalu sedih. Kita semua harus saling mengingatkan untuk selalu berhati-hati."
Rina: (Berbisik pada Dimas) "Dimas, kita harus segera laporkan kejadian ini ke pihak sekolah."
Dimas: "Iya, Rina. Dan kita juga harus belajar bagaimana cara mencegah kecelakaan di jalan raya."
Epilog:
Suasana: Aula sekolah. Rina dan Dimas menyampaikan laporan kejadian kepada guru pembina PMR.
Rina: "Pak, kami ingin menyampaikan laporan kecelakaan yang terjadi tadi siang. Kami sudah membantu korban dan menghubungi ambulans."
Guru Pembina PMR: "Bagus, Rina. Kalian berdua telah menjalankan tugas PMR dengan baik. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati di jalan raya."
Dimas: "Pak, kami juga ingin mengusulkan diadakannya sosialisasi tentang keselamatan di jalan raya untuk seluruh siswa."
Guru Pembina PMR: "Ide yang bagus, Dimas. Kita akan bicarakan hal ini dengan pihak sekolah."
Adegan berakhir.
Pesan Moral
Drama ini menggambarkan pentingnya pertolongan pertama dalam keadaan darurat, mengingatkan kita tentang bahaya kecelakaan di jalan raya, dan menumbuhkan rasa solidaritas serta empati terhadap sesama. Melalui drama ini, kita diharapkan dapat lebih memahami dan menghargai peran PMR dalam membantu masyarakat.