Sejarah, lebih dari sekadar kumpulan peristiwa masa lalu, merupakan sebuah disiplin ilmu yang kompleks. Untuk memahami posisinya sebagai ilmu, kita perlu mengkaji ciri-ciri keilmuannya. Artikel ini akan membahas ciri-ciri tersebut, dengan fokus pada satu aspek yang bukan merupakan ciri khas sejarah sebagai ilmu.
Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah, sebagai sebuah disiplin ilmu, memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari sekadar penuturan kisah. Beberapa ciri penting tersebut antara lain:
1. Objek Kajian yang Spesifik: Masa Lalu Manusia
Sejarah berfokus pada peristiwa, perilaku, dan perkembangan manusia di masa lalu. Objek kajiannya spesifik dan terdefinisi, berbeda dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang memiliki objek kajian alamiah yang berbeda.
2. Menggunakan Metode Ilmiah yang Sistematis
Sejarah bukan sekadar mengumpulkan cerita. Sejarawan menggunakan metode penelitian yang sistematis, termasuk:
- Heuristik: Mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah (baik primer maupun sekunder).
- Verifikasi: Memeriksa keaslian dan keakuratan sumber-sumber tersebut.
- Interpretasi: Menganalisis dan menafsirkan data yang telah dikumpulkan untuk membangun suatu narasi yang koheren.
- Historiografi: Menulis dan menyajikan temuan penelitian secara ilmiah dan objektif.
3. Bersifat Empiris dan Deduktif
Sejarah bersifat empiris karena berlandaskan bukti-bukti empiris (fakta) yang terdokumentasi. Namun, sejarah juga bersifat deduktif karena sejarawan menarik kesimpulan dan membuat generalisasi berdasarkan data yang ada. Proses ini membutuhkan interpretasi, yang berarti terdapat kemungkinan perbedaan interpretasi di antara para sejarawan.
4. Memiliki Objektivitas sebagai Tujuan
Meskipun interpretasi selalu melibatkan subjektivitas, sejarawan selalu berupaya untuk mencapai objektivitas dalam penelitian dan penulisan sejarah. Hal ini dicapai melalui metodologi yang ketat dan penggunaan berbagai sumber yang kredibel untuk meminimalisir bias.
5. Berkembang dan Dinamis
Pemahaman sejarah selalu berkembang seiring dengan ditemukannya sumber-sumber baru dan perkembangan metode penelitian. Interpretasi terhadap peristiwa masa lalu dapat berubah seiring dengan konteks dan perspektif yang berbeda.
Ciri yang BUKAN Khas Sejarah sebagai Ilmu: Prediksi Masa Depan yang Akurat
Sejarah, berbeda dengan ilmu-ilmu eksakta, tidak dapat digunakan untuk memprediksi masa depan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Walaupun studi sejarah dapat memberikan wawasan berharga tentang pola dan tren dalam perkembangan manusia, terlalu banyak faktor yang kompleks dan tak terduga yang mempengaruhi perjalanan sejarah sehingga prediksi yang akurat hampir mustahil. Sejarah mengajarkan kita pelajaran dari masa lalu, tetapi tidak memberikan rumus pasti untuk masa depan. Penggunaan sejarah untuk memprediksi masa depan lebih merupakan spekulasi daripada hasil ilmiah yang pasti.
Kesimpulan
Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari sekadar penuturan kisah. Ia menggunakan metode ilmiah yang sistematis, berlandaskan bukti empiris, dan selalu berupaya untuk mencapai objektivitas. Namun, sejarah tidak dapat digunakan untuk memprediksi masa depan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Pemahaman yang komprehensif tentang sejarah membutuhkan pemahaman yang menyeluruh tentang metodologi dan batasan-batasannya.