jelaskan mengapa ilmu sejarah bersifat diakronis dan sinkronis

2 min read 03-08-2025
jelaskan mengapa ilmu sejarah bersifat diakronis dan sinkronis

Sejarah, lebih dari sekadar kumpulan tanggal dan peristiwa, merupakan studi mendalam tentang perjalanan manusia. Pemahaman yang komprehensif tentang sejarah membutuhkan pendekatan yang mampu menangkap kompleksitas waktu, baik dalam rentang panjang maupun pada momen-momen spesifik. Inilah mengapa ilmu sejarah bersifat diakronis dan sinkronis. Kedua pendekatan ini, saling melengkapi dan tak terpisahkan, memungkinkan kita untuk membangun pemahaman yang kaya dan berlapis tentang masa lalu.

Memahami Dimensi Waktu: Diakronis vs. Sinkronis

Sebelum kita menyelami lebih dalam, mari kita definisikan kedua istilah kunci ini:

  • Diakronis: Berasal dari bahasa Yunani dia (melalui) dan chronos (waktu), diakronis mengacu pada pendekatan sejarah yang menelusuri perkembangan suatu fenomena sepanjang waktu. Ini seperti melihat sebuah film, mengikuti alur cerita dari awal hingga akhir. Pendekatan diakronis memperhatikan perubahan, evolusi, dan perkembangan suatu peristiwa, ide, atau institusi dari masa ke masa.

  • Sinkronis: Berasal dari bahasa Yunani syn (bersamaan) dan chronos (waktu), sinkronis berfokus pada pengamatan suatu fenomena pada suatu titik waktu tertentu. Ini seperti mengambil foto; kita menangkap momen spesifik dalam waktu, mengamati berbagai aspek yang ada pada saat itu. Pendekatan sinkronis menganalisis berbagai faktor yang saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain pada periode tertentu.

Mengapa Sejarah Membutuhkan Kedua Pendekatan?

Ilmu sejarah tidak dapat hanya bergantung pada salah satu pendekatan saja. Keduanya penting untuk membangun pemahaman yang komprehensif dan akurat:

1. Diakronis: Mengungkap Perubahan dan Perkembangan

Pendekatan diakronis memungkinkan kita untuk melacak perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Misalnya, dengan menggunakan pendekatan ini, kita dapat mempelajari evolusi sistem pemerintahan di Indonesia dari masa kerajaan hingga era modern. Kita dapat melihat bagaimana struktur kekuasaan, lembaga-lembaga negara, dan ideologi politik mengalami transformasi dari satu periode ke periode berikutnya. Tanpa pendekatan diakronis, kita hanya akan mendapatkan gambaran yang terpotong-potong dan tidak lengkap.

Contoh dalam praktik: Mempelajari perkembangan teknologi komunikasi dari surat hingga internet. Analisis diakronis akan menunjukkan bagaimana teknologi ini berevolusi, mempengaruhi masyarakat, dan membentuk peradaban manusia.

2. Sinkronis: Mengungkap Interaksi dan Hubungan

Pendekatan sinkronis membantu kita memahami konteks dan interaksi berbagai faktor pada suatu periode tertentu. Sebagai contoh, untuk memahami penyebab Perang Dunia I, kita perlu menganalisis secara sinkronis berbagai faktor yang terjadi pada awal abad ke-20, seperti nasionalisme, imperialisme, aliansi militer, dan sentimen anti-Jerman. Menganalisis setiap faktor secara terpisah tidak akan memberikan gambaran yang lengkap. Sinkronisitas memungkinkan kita untuk melihat bagaimana faktor-faktor tersebut saling terkait dan berkontribusi pada terjadinya perang.

Contoh dalam praktik: Mempelajari kehidupan sosial ekonomi masyarakat Jawa pada abad ke-19. Analisis sinkronis akan melihat berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti sistem pertanian, perdagangan, struktur sosial, dan budaya pada waktu yang sama.

3. Sintesis Diakronis dan Sinkronis: Menuju Pemahaman yang Holistik

Kekuatan sejati dari ilmu sejarah terletak pada kemampuan untuk menggabungkan kedua pendekatan ini. Pendekatan diakronis memberikan pemahaman tentang evolusi, sementara pendekatan sinkronis memberikan konteks dan interaksi. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat membangun narasi sejarah yang lebih lengkap, akurat, dan kaya nuansa.

Contoh dalam praktik: Mempelajari perkembangan agama Islam di Indonesia. Analisis diakronis akan menelusuri penyebaran dan perkembangan Islam dari waktu ke waktu, sementara analisis sinkronis akan menjelaskan interaksi antara Islam dengan budaya lokal pada periode-periode tertentu.

Kesimpulan

Ilmu sejarah membutuhkan pendekatan diakronis dan sinkronis untuk menghasilkan pemahaman yang komprehensif tentang masa lalu. Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi dan memungkinkan kita untuk menangkap kompleksitas sejarah, mengungkap perubahan dan perkembangan, serta memahami interaksi berbagai faktor pada periode-periode tertentu. Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, kita dapat membangun narasi sejarah yang kaya, mendalam, dan mencerahkan.